Kamis, 12 Juli 2018

SEKOLAH BAYI, BUTUH ATAU HANYA TREND ?

SEKOLAH BAYI, BUTUH ATAU HANYA TREN ?

Hadirnya media sosial tentu saja memberi pengaruh kepada kehidupan kita. Siapa saja dapat dengan mudah membagikan cerita keseharian maupun berbagi pendapat. Semudah itu pula kita dapat mengetahui kegiatan orang lain, termasuk public figure. Hal ini lah yang mampu menciptakan sesuatu menjadi sebuah tren. Kita melihat banyaknya public figure yang “menyekolahkan” anaknya sejak bayi. Saya mendatangi 3 “sekolah” bayi untuk mencari tahu, apa sih yang mereka tawarkan ?

Tempat pertama, membuat saya langsung jatuh cinta karena tempatnya nyaman. Dibangun khusus untuk tempat bermain dan belajarnya anak usia 6 bulan sampai usia Taman Kanak-kanak. Tempatnya luas, parkiran luas, outdoor playground luas, bahkan sudah dilengkapi pula dengan kolam renang. Program yang ditawarkan untuk batita fokus pada olah fisik, yaitu baby gym, little dance, dan swim. Ketiganya memiliki ruang/lokasi yang khusus dan memang didesain aman , nyaman, dan bersih untuk anak-anak. Olah fisik memang sangat dianjurkan untuk merangsang dan melatih perkembangan gross motor skill dan tentunya menunjang kesehatan anak. Sementara untuk dancing, bukan sekedar fisik yang dilatih tapi juga memberikan efek positif pada kecerdasannya. Ketika belajar menari, anak dilatih untuk mengingat gerakan, berkonsentrasi, dan menyelaraskan gerak tubuh dengan irama. Frekuensi pertemuan dis ini lebih sering dibanding dua tempat lain yang saya survei, yaitu 2-3 kali dalam satu minggu. Untuk durasi, ketiganya tidak memiliki perbedaan yang signifikan, mungkin sudah disesuaikna dengan kebutuhan dan kondisi anak usia tersebut ya.

Tempat kedua adalah sebuah sekolah dan day care yang sudah memiliki banyak sekali cabang di jakarta. Sekolah ini memang sudah lama berdiri dan membuka sistem franchise. Terasa sekali kematangan dari sekolah ini karena websitenya aktif, bahkan saya mendaftar untuk trial class pun melalui website yang kemudian saya dikontak melalui telfon. Saya mencoba mendatangi open house dari salah satu cabangnya yang berlokasi di sebuah rumah yang dijadikan “sekolah”. First impression, saya kurang suka dengan kondisi kelas untuk bayinya dan outdoor playground yang terlihat kurang terawat. Sekolah ini menonjolkan kualitas bahan ajarnya. Mencakup semua yang dibutuhkan untuk menstimulasi kemampuan anak seperti vocabulary, logika, matematika, motorik halus, dan lainnya. Bahkan ada jadwal khusus untuk praktek membuat makanan sederhana yang menurut mereka berfungsi untuk melatih motorik juga. Frekuensi pertemuannya satu minggu sekali dan ada jadwal untuk field trip.

Tempat ketiga adalah favorit saya. Favorit karena saya sebagai orang tua akan mendapat keuntungan lebih banyak dibanding dari dua sekolah sebelumnya. Sekolah ini mengerti betul pentingnya peran orang tua. Berbeda dengan dua sekolah sebelumnya, yang terakhir ini menawarkan program bukan hanya untuk anak namun juga untuk orang tuanya. Tidak ada free trial class, adanya baby introduction package yakni orang tua membayar untuk percobaan selama 4 kali pertemuan. Memang tidak gratis, bahkan menurut saya juga tidak murah, tapi ini penting dan efektif. Karena menurut saya, kalau hanya mencoba satu kali pertemuan, tidak banyak yang dapat kita simpulkan. Anak usia sekitar satu tahun bergantung pada banyak hal, ketika ia mengantuk, lapar, tentu saja mood untuk mencoba hal baru tidak optimal. Hal yang dilakukan di kelas pun sangat beragam, dan mungkin saja ada yang anak sukai dan tidak, nah bisa saja aktifitas pada pertemuan perdana bukanlah yang ia sukai. Maka menyimpulkan anak tidak suka atau belum siap sekolah hanya pada satu kali pertemuan menurut saya kurang efektif.

Setelah saya mendaftar paket perkenalan tersebut, saya mendapat jadwal untuk Parent’s Orientation. Pada Parent’s Orientation, saya dijelaskan tentang profile sekolah, sekilas tentang neuroscience ,mengenai apa saja yang akan diajarkan di kelas, apa yang menjadi dasar bahan ajar mereka, dan apa saja yang akan saya dapat jika bergabung pada kelas reguler. Wah terasa sekali kematangannya! Saya suka! Penjelasan yang saya terima membuka pikiran saya, “sekolah bayi” bukan sekedar gaya. Semua yang dilakukan di sini berpegang pada hasil research. Istilah golden age hadir karena pada masa ini, anak menyerap banyak sekali hal. Setiap stimulasi yang diberikan akan mengaktifkan syaraf otaknya. Semakin banyak stimulasi, akan semakin kaya pula cabang-cabang syaraf aktifnya. Materi dan mainan yang diberikan sudah disesuaikan untuk stimulasi dan untuk membangun dasar yang kuat pada kemampuan seperti bahasa, matematika, dan fokus anak. Dengan bekal penjelasan pada sesi ini, orang tua jadi paham ketika di kelas nanti harus bersikap bagaimana dan ketika di rumah pun bisa diterapkan. Mungkin banyak yang kita pikir sederhana, tapi akan menunjukkan hasil yang berbeda jika dilakukan “tidak sengaja” dengan melakukannya “mindfullnes”. Dengan mengetahui tujuan yang kita lakukan, kita akan melakukannya dengan penuh kesadarann.

Lalu setelah Parent’s orientation, pembayaran kelas reguler sudah termasuk 1 x 50menit  sekali seminggu pertemuan, Program Tea for Mom yaitu edukasi untuk orang tua, dan aplikasi khusus untuk orang tua yang berisi milestone dan stimulasi yang dapat dilakukan orang tua di luar jam pertemuan.

Lokasinya bertempat di sebuah ruko. Tidak ada outdoor area. Saya melihatnya sebagai sebuah kekurangan, namun memang olah fisik tidak menjadi fokus mereka, sekolah yang satu ini lebih tepat dikatakan sebagai brain gym untuk anak.

Saya menyimpulkan, sekolah bayi memang bukan sekedar tren, tapi juga bukan kewajiban. Artinya, jika orang tua belum mampu secara finansial ataupun waktu dan tempat (tinggal di daerah yang jauh dari lokasi sekolah), maka bisa melakukan stimulasi yang sama efektifnya di rumah sendiri. Perbanyak membaca, mencari tahu tujuan mengajak anak “ikut campur” di dapur, memilih mainan yang merangsang otaknya, merangsang motoriknya. Lakukan setiap aktifitas bersama anak dengan penuh kesadaran dan cinta, insyaAllah niat kita untuk membesarkan anak yang bermanfaat dapat terwujud. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar