Minggu, 15 Juli 2018

Mata Yang Mengawasi Anak Ketika Sedang Shalat

Ramadhan tahun lalu, aku hampir tidak merasakan suasana tarawih di masjid. Saat itu anakku masih bayi, baru bisa merangkak. Alhamdulillah Allah kasih kesempatan tahun ini menikmati indahnya Ramadhan lagi. Aku targetkan tidak bolong tarawih selama sebulan penuh kecuali kalau datang bulan ya tentunya. Hari pertama, masyaAllah aku hampir saja menitikan air mata haru karena selama di masjid yaitu sejak shalat isya berjamaah, mendengarkan ceramah, sampai shalat witir, anak 19 bulanku itu super anteng! Rasanya seperti Allah memudahkan niat ibadahku, gimana gak brebes mili kan, padahal di masjid itu banyak anak lain yang lari-larian dan menangis.

Jadi, setiap mau tarawih, aku menyiapkan makanan buat Thea. Makanan yang seminimal mungkin potensi ngotorin tangan dan masjid. Misalnya, bola-bpla nasi yang aku buat seukuran sekali suap. Persiapan lainnya, aku bawakan buku kesukaannya. Ini sangat membantu dia bisa duduk anteng. Pokoknya takjub sekali sama moment ini. Suka ngerasa kangen kan sama masa-masa single? Nah moment tarawih dengan tenang itu salah satunya. Tahun ini, bisa terobati. MasyaAllah syukurnya bukan main..

Dan sampailah pada tarawih malam ke 10. Makanan dan buku sudah dibawa. Althea duduk manis sampai ceramah selesai. Dia matanya tertuju pada kakak-kakak laki-laki di shaf depan kami. Kebetulan saat itu kami duduk di shaf pertama perempuan. Sepertinya Athea sedang observasi situasi dan kondisi nih . Yes, bener aja.. ketika shalat tarawih dimulai, untuk pertama kalinya Althea berjalan ke arah shaf laki-laki sampai mataku yg lagi berusaha untuk tetap menatap titik sujud itu tidak lagi bisa melihatnya. Selama suaranya masih terdengar, aku lebih tenang. Tapi ketika bayang-bayangnya dan suaranya gak ada, solat mulai gelisah. Astgahfirullah. Gemeeees banget pengen gerakin mata mencari keberadaan anak kecil yang satu itu. Bacaan shalat mulai sekenanya. Fokus sudah buyar. Ya Allah, diterima gak ya shalat model gini ??

Aku berusaha tetap menahan mata agar gak ikut lari-lari. Sempat teringat pernah denger ceramah katanya yang matanya lirak lirik kala shalat itu kaya pencuri. Entah apa tepatnya, intinya gak baik. Ketika sujud, Aku berucap dalam hati, “Ya Allah, kutitip anakku padamu”

Aku bangun dari sujud rakaat pertamaku, dan tiba-tiba samar terlihat seorang anak laki-laki berbaju merah menuntun Althea berjalan menuju sajadahku, menginstruksikan Althea agar duduk sambil berkata “nih adek di sini aja ya sama mamanya”

Ya Allah ya Rahman, kontan sekali menjawab doaku, meuni langsung ! Leher mendadak lunglai, menunduk malu, seperti Allah menegurku. Hilangkanlah kekhawatiran duniawi dalam shalatmu, Niela.

#asah

Aku mencari tahu hadis yang berkaitan dengan lirak lirik ketika shalat. Sepertinya pemahamanku yang sekelibat muncul itu tidak bisa aku pegang. Dari hasil baca-baca, sekarang aku tahu bahwa melirik-lirik ketika shalat itu hukumnya makruh, namun tidak membatalkan shalat. Lalu bagaimana dengan memejamkan mata ? Sampai menulis ini, aku belum menemukan hadis yang menyatakan haram hukumnya memjamkan mata ketika shalat, hanya saja itu tidak ada dalam sunah shalatnya Rasulullah. Artinya, rasul shalat tidak memejamkan matanya.

Pada artikel lain, aku menyimpulkan bahwasanya memejamkan mata maupun menoleh/melirik, dapat dilihat kebutuhannya. Dikatakan boleh, ketika keduanya dibutuhkan. Misalnya saja jika tempat sujud kita, terdapat ornamen yang mengganggu kekhusyuan shalat, maka memejamkan mata untuk menjaga fokus kita itu dianggap boleh. Begitupun dengan melirik, jika ada hal yang sekiranya mengancam keselamatan, maka hukum melirik ketika shalat pada saat itu dibolehkan.

Melihat dari sisi lain, dikatakan prihal menjaga mata terbuka ketika shalat akan menyehatkan mata. Otot-otot mata seperti dilatih senam kala kita ruku dan bangun sambil memfokuskannya pada satu titik.

Wallahualam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar